Sesuai dengan KTSP 1994 bahwa tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial “Mengembangkan potensi Peserta Didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih ketrampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat”
Tujuan pembelajaran IPS akan tercapai jika terjadi pembelajran yang bermakna bagi kehidupan siswa secara keseluruhan, Bermakna atau tidaknya pembelajaran IPS membutuhkan strategi dalam pengembangan bahan ajar dan pengelolaan proses pembelajaran, dengan demikian diharapkan komunikasi antara para guru mutlak diperlukan dan terus berkelanjutan ,agar tercipta strategi dan pengembangan bahan ajar yang bermakna, kebermaknaan ini diperlukan untuk menjaga keutuhan dan kesinambungan ketiga dimensi pokok pembelajaran IPS (ruang, waktu, dan nilai/norma). Untuk itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada kajian hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan, baik lingkungan alam/fisik maupun lingkungan sosial dan budaya.
Menurut kamus bahasa Indonesia elaborasi artinya penggarapan secara tekun dan cermat ( Desi Anwar,2003 ), Jadi elaborasi merupakan suatu strategi pembelajaran yang lebih mendalam terhadap kajian materi yang disampaikan kepada anak didik. Dalam Perkembangannya, Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh komponen strategi, yaitu: (1) urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran ,(2) urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran),( 3) summarizer (rangkuman).(4) syintherizer, (sintesa),(5) analogi,(6) cognitive strategy activator (pengaktif strategi kognitif),(7) kontrol belajar.
(Abizar 2008) dalam buku interaksi kumunikasi dan pendidikan mengatakan , elaborasi dibedakan atas tiga bagian yaitu (1)Pesan tidak dapat dipersepsi diluar konteks maksudnya konteks dapat memberi layanan dalam berbagai tindakan, ia juga dapat menerangkan berbagai tindakan.(2)Konteks seperti halnya skema pembelajaran, tersusun secara hirarkis. Maksudnya hirarki dalam arti generalitas yaitu dari umum kekhusus atau deduktif ke induktif.(3)Kadang-kadang pesan dan konteks dapat bertukar peran , maksudnya persepsi yang muncul tidak bisa membedakan apakah itu pesan atau konteks tergantung pada pilihan persepsepektif orang yang menerimanya.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis Elaborasi : (1) Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu,(3) Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas, (4) Memberi kesemptan siswa untuk berpikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.,(5) kooperatif,(6) berkompetisi secara sehat, (7) Membuat laporan. (sukiman,http:www.Blogspot.com,Diakses 27/2/2010)
Merril (1983) mengemukakan empat bentuk presentasi, yakni presentasi primer, presentasi sekunder, presentasi tampilan proses, dan presentasi tampilan prosedur. Adapun bentuk-bentuk presentasi primer ditinjau berdasarkan spesifitas (kekhususan) materi dan dimensi harapan responsif mahasiswa terdiri atas: presentasi jeneralitas, contoh, ekspositif dan inkuisitif Dikatakan lebih lanjut, bahwa keempat jenis presentasi primer tersebut dapat dielaborasi dengan sejumlah presentasi sekunder. Adapun jenis-jenis presentasi sekunder tersebut adalah: Elaborasi prasyarat, informasi tambahan mengenai konsep-konsep komponen yang membentuk jeneralitas; Elaborasi kontekstual, informasi tambahan berupa latar belakang kontekstual atau historis. Elaborasi mnemonik, alat bantu memori untuk membantu mahasiswa mengingat. Menurut Meier (2002) diantaranya akronim, akrostik sanjak, gerakan fisik; Elaborasi matemagenik, alat penarik perhatian, seperti panah, warna, huruf tebal, grafik; Elaborasi representasi, atau presentasi alternatif, yakni penggambaran dengan suatu bentuk/cara lain; dan Umpan balik atau pengetahuan mengenai hasil yang dicapai.
Menurut kamus bahasa Indonesia elaborasi artinya penggarapan secara tekun dan cermat ( Desi Anwar,2003 ), Jadi elaborasi merupakan suatu strategi pembelajaran yang lebih mendalam terhadap kajian materi yang disampaikan kepada anak didik. Dalam Perkembangannya, Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh komponen strategi, yaitu: (1) urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran ,(2) urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran),( 3) summarizer (rangkuman).(4) syintherizer, (sintesa),(5) analogi,(6) cognitive strategy activator (pengaktif strategi kognitif),(7) kontrol belajar.
(Abizar 2008) dalam buku interaksi kumunikasi dan pendidikan mengatakan , elaborasi dibedakan atas tiga bagian yaitu (1)Pesan tidak dapat dipersepsi diluar konteks maksudnya konteks dapat memberi layanan dalam berbagai tindakan, ia juga dapat menerangkan berbagai tindakan.(2)Konteks seperti halnya skema pembelajaran, tersusun secara hirarkis. Maksudnya hirarki dalam arti generalitas yaitu dari umum kekhusus atau deduktif ke induktif.(3)Kadang-kadang pesan dan konteks dapat bertukar peran , maksudnya persepsi yang muncul tidak bisa membedakan apakah itu pesan atau konteks tergantung pada pilihan persepsepektif orang yang menerimanya.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis Elaborasi : (1) Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu,(3) Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas, (4) Memberi kesemptan siswa untuk berpikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.,(5) kooperatif,(6) berkompetisi secara sehat, (7) Membuat laporan. (sukiman,http:www.Blogspot.com,Diakses 27/2/2010)
Merril (1983) mengemukakan empat bentuk presentasi, yakni presentasi primer, presentasi sekunder, presentasi tampilan proses, dan presentasi tampilan prosedur. Adapun bentuk-bentuk presentasi primer ditinjau berdasarkan spesifitas (kekhususan) materi dan dimensi harapan responsif mahasiswa terdiri atas: presentasi jeneralitas, contoh, ekspositif dan inkuisitif Dikatakan lebih lanjut, bahwa keempat jenis presentasi primer tersebut dapat dielaborasi dengan sejumlah presentasi sekunder. Adapun jenis-jenis presentasi sekunder tersebut adalah: Elaborasi prasyarat, informasi tambahan mengenai konsep-konsep komponen yang membentuk jeneralitas; Elaborasi kontekstual, informasi tambahan berupa latar belakang kontekstual atau historis. Elaborasi mnemonik, alat bantu memori untuk membantu mahasiswa mengingat. Menurut Meier (2002) diantaranya akronim, akrostik sanjak, gerakan fisik; Elaborasi matemagenik, alat penarik perhatian, seperti panah, warna, huruf tebal, grafik; Elaborasi representasi, atau presentasi alternatif, yakni penggambaran dengan suatu bentuk/cara lain; dan Umpan balik atau pengetahuan mengenai hasil yang dicapai.
di kolom knan ada tulisan download da...tpi koq dak bisa di download?
BalasHapustrus verifikasi koment tu hlangan ajo bia dak merepotkan