Piala Dunia sebagai tolak ukur kemampuan bangsa-bangsa di Asia

        Kekalahan Korea utara melawan portugal, adalah pelajaran berharga bagi kita sebagai bangsa Asia, saya sebagai bangsa Asia merasa di permalukan dengan kekalahan Korea utara, tidak tanggung-tanggung 7 - 0,
saya berpikir untuk level piala Dunia kekalahan angka seperti itu sudah keterlaluan, bagi pemain bola untuk level Dunia kalau tidak sanggup menyerang ya setidaknya bertahan sampai mati, maximal angka yang dicetak lawan 2-0 jangan sampai dipermalukan seperti itu, rasa malu tadi ditambah lagi kekalahan Korea selatan melawan uruguay, kemudian menyusul kekalahan jepang dikalahkan Paraguay. maka semakin lengkaplah rasa malu tadi, 

        Kadang kita berpikir apasih kelebihan mereka ?  ini perlu dipertanyakan untuk setiap pribadi kita sebagai bangsa asia, khususnya Indonesia , karena selama ini bangsa kita tidak pernah lolos mengikuti word Cup ini, zaman sekarang ini, kita perlu menyadari bahwa bukan zamannya lagi kita tak peduli, bukan zamanya lagi tidak mau tahu, sebab event-event seperti menyangkut nama baik sebuah bangsa dan sebuah wilayah, dengan adanya event ini, rasa superioritas akan muncul, rasa percaya diri akan semakin kuat bagi negara yang berhasil lolos di seperempat final.

       Memang ini hanyalah sebuah pertandingan, tapi secara psikologis kita sebagai bangsa akan terpanggil semangat nasionalismenya, kita lihat saja bagaiman suporter jerman dan prancis yang saling melontarkan kata-kata yang tidak pantas, mereka saling mengejek dan saling merendahkan. 

Rasa Nasionalisme akan bangkit kalau kita berhasil, akan tetapi juga sebaliknya, tasa percaya diri kita sebagai anak bangsa tidak terpacu untuk lebih baik, pemerintah sebagai pemimpin yang dipercayakan memegang kendali terhadap nasib bangsa ini, harus tanggap dan arif dalam mengahadapi fenomena ini,walaupun ini olah raga tapi unsur politiknya njuga akan bermain didalam dada setiap warga masyarakatna, mereka akan terkenang dengan peristiwa-peristiwa yang monumental, contoh piala dunia sebelum ini, ketika Jepang menghadapi Rusia, rata-rata yang ada dalam benak bangsa jepang, ataupun kita sebagai bangsa Asia akan megenang peperangan antara Rusia dan Jepang, diman pada masa itu Jepang Mengalami kemenagan yang gemilang, secara psikologis rakyat jepang tidak ingin pemein mereka kalah dalam pertandingan meawan Rusia, dan ternyata memang, Jepang menang melawan Rusia, dengan kemenagan ini, rasa percaya diri bangsa jepang dan kita sebagai bangsa Asia akan terpacu untuk bisa lebih baik kedepannya.
          Seperti halnya sekarang ini, Johannesburg - Perasaan bangga dan nasionalisme (telah mendominasi seluruh rakyat Afrika Selatan saat ini. Setidaknya hal itu tampakdari tajuk rencana, opini maupun pemberitaan di halaman utama surat kabar di seluruh negeri itu. Jumat (11/ 6), hari pembukaan Piala Dunia 2010.

"Hari ini. Afrika Selatan menemukan dirinya pada salah satu momentum paling penting dalam demokrasi yang masih berusia muda, karena rasanya kita telah diberikan mukjizat lain dalam sejarah bangsa kita," begitu sepenggal pendapat di surat kabar The Times.

"Kita telah menantang begitu banyak sentimen negatif dan bayangan kehancuran yang berpendapat bahwa kita tidak pernah bisa berhasil memenuhi tuntutan F1FA." Di surat kabar The Star, kolumnis Rantao mengatakan Piala Dunia akan membuka babak baru dalam sejarah negara itu.

"Hari ini kita akan pergi ke tempat tidur dan bangun besok dengan harapa/i baru bahwa kesatuan nasional dan pembangunan bangsa melalui Piala Dunia bahwa kekuatan event ini akan digunakan untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu, "kata Rantao.

Dalam situs berita Daily Maverick berpendapat, event akbar ini menjadi momentum terbaik dalam menjalin hubungan antar-ras. Iring-iringan Bafana di Sandton menjadi contoh dimana negara yang pernah diusik oleh pertentangan ras ini dapat memulai babak barunya dalam sisi lain.
Bagaimana dengan Indonesia ?